BMKG: Bencana Makin Dipengaruhi Perubahan Iklim Ekstrem, Masyarakat Harus Siaga
13 May 2025 Nofita Ikayanti 260 Views
JAKARTA, 24 April 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan soal kesiapsiagaan menghadapi bencana yang makin dipengaruhi oleh perubahan iklim ekstrem. Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam forum workshop internasional bertajuk “Exploring Technological and Interdisciplinary Approaches to Disaster Management in Indonesia”, yang digelar secara hybrid oleh Queen Mary University of London dan National Battery Research Institute (NBRI) mengatakan bahwa 95% bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, kekeringan, hingga badai tropis. “Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah menurut pengamatan World Meteorological Organization, melampaui rekor 2023. Tren ini menunjukkan peningkatan suhu yang konsisten dan mengkhawatirkan, termasuk di wilayah Indonesia,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Kamis (24/4/2025).
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan bahwa kondisi iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang saling berkaitan, sehingga meningkatkan kompleksitas dalam proses prediksi. Dia mengulas beberapa kejadian bencana besar sebagai refleksi atas perubahan karakteristik cuaca ekstrem, salah satunya adalah banjir Jakarta pada 2020 yang disebabkan oleh curah hujan ekstrem dalam durasi singkat (cumulative rainfall over short duration/cult short). Fenomena ini menunjukkan bahwa bencana tidak hanya dipengaruhi oleh faktor alamiah (natural behavior), tetapi juga oleh dinamika sosial (social behavior), seperti pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan, dan rendahnya literasi masyarakat terhadap risiko bencana. Dalam konteks ini, BMKG melihat perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan inklusif dalam membangun ketangguhan masyarakat. Sebagai bentuk tanggung jawab dalam mitigasi bencana, BMKG telah mengembangkan sistem peringatan dini secara berjenjang, dimulai dari observasi cuaca dan iklim, pemrosesan data, produksi informasi, hingga diseminasi kepada masyarakat. Namun, BMKG menyadari bahwa tantangan besar masih dihadapi, terutama dalam menjangkau wilayah terpencil yang minim infrastruktur komunikasi serta masyarakat yang belum sepenuhnya memahami informasi teknis kebencanaan.
Oleh karena itu, BMKG mendorong kolaborasi lintas sektor sebagai kunci dalam mewujudkan sistem peringatan dini yang efektif. Edukasi kebencanaan, penguatan literasi iklim, serta pemanfaatan teknologi adaptif berbasis komunitas menjadi langkah nyata yang perlu diperkuat. Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa sistem peringatan dini yang efektif harus tepat waktu, mudah dipahami, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan bencana. “Peringatan dini bukanlah akhir dari sistem perlindungan, melainkan awal dari aksi nyata yang dapat menyelamatkan jiwa dan meminimalkan kerugian,” katanya.
Source: https://hijau.bisnis.com/read/20250424/651/1871677/bmkg-bencana-makin-dipengaruhi-perubahan-iklim-ekstrem-masyarakat-harus-siaga (oleh Iim Fathimah Timorria)
Mari Tonton Video Lengkapnya
The article explains the main causes of climate change, including burning fossil fuels for energy, manufacturing goods, deforestation, transportation, food production, building energy use, and overconsumption, all of which significantly contribute to greenhouse gas emissions.
-
07 Sep 2025
- 85 Views
Perubahan iklim memperburuk ancaman infeksi yang kebal antibiotik, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah. Studi terbaru di Nature Medicine menunjukkan bahwa kenaikan suhu global, polusi, dan rendahnya akses kesehatan berkontribusi terhadap lonjakan resistensi antimikroba (AMR). Jika dibiarkan, kematian akibat infeksi resisten obat bisa terus meningkat per tahunnya. Para ahli menegaskan pentingnya pendekatan sistemik yang mencakup imunisasi dan akses layanan kesehatan, bukan hanya pembatasan penggunaan antibiotik.
-
13 May 2025
- 201 Views